ZA 12 Blog

Welcome to My Blog you can read ,copy and follow

Senin, 01 Agustus 2011

Boso Suroboyoan

Diposting oleh Zakky Abdillah di 05.43


Dialek Surabaya atau lebih sering dikenal sebagai bahasa Suroboyoan adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di Surabaya dan sekitarnya. Dialek ini berkembang dan digunakan oleh sebagian masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Secara struktural bahasa, bahasa Suroboyoan dapat dikatakan sebagai bahasa paling kasar. Meskipun demikian, bahasa dengan tingkatan yang lebih halus masih dipakai oleh beberapa orang Surabaya, sebagai bentuk penghormatan atas orang lain. Namun demikian penggunaan bahasa Jawa halus (madya sampai krama) di kalangan orang-orang Surabaya kebanyakan tidaklah sehalus di Jawa Tengah terutama Yogyakarta dan Surakarta dengan banyak mencampurkan kata sehari-hari yang lebih kasar.

Beberapa kosa kata khas Suroboyoan:
  • "Pongor, Gibeng, Santap, Waso (istilah untuk Pukul atau Hantam);
  • "kathuken" berarti "kedinginan" (bahasa Jawa standar: kademen);
  • "gurung" berarti "belum" (bahasa Jawa standar: durung);
  • "gudhuk" berarti "bukan" (bahasa Jawa standar: dudu);
  • "deleh" berarti "taruh/letak" (delehen=letakkan) (bahasa Jawa standar: dekek);
  • "kek" berarti "beri" (kek'ono=berilah) (bahasa Jawa standar: wenehi);
  • "ae" berarti "saja" (bahasa Jawa standar: wae);
  • "gak" berarti "tidak" (bahasa Jawa standar: ora);
  • "arek" berarti "anak" (bahasa Jawa standar: bocah);
  • "kate/kape" berarti "akan" (bahasa Jawa standar: arep);
  • "lapo" berarti "sedang apa" atau "ngapain" (bahasa Jawa standar: ngopo);
  • "opo'o" berarti "mengapa" (bahasa Jawa standar: kenopo);
  • "soale" berarti "karena" (bahasa Jawa standar: kerono);
  • "atik" (diucapkan "atek") berarti "pakai" atau "boleh" (khusus dalam kalimat"gak atik!" yang artinya "tidak boleh");
  • "longor/peleh" berarti "tolol" (bahasa Jawa standar: goblok/ndhableg);
  • "cek" ("e" diucapkan seperti kata "sore") berarti "agar/supaya" (bahasa Jawa standar: ben/supados);
  • "gocik" berarti "takut/pengecut" (bahasa Jawa standar: jireh);
  • "mbadok" berarti "makan" (sangat kasar) (bahasa Jawa standar: mangan);
  • "ciamik soro/mantab jaya" berarti "enak luar biasa" (bahasa Jawa standar: enak pol/enak banget);
  • "rusuh" berarti "kotor" (bahasa Jawa standar: reged);
  • "gae" berarti "pakai/untuk/buat" (bahasa Jawa standar: pakai/untuk=kanggo, buat=gawe);
  • "andhok" berarti "makan di tempat selain rumah" (misal warung);
  • "cangkruk" berarti "nongkrong";
  • "babah" berarti "biar/masa bodoh";
  • "matek" berarti "mati" (bahasa Jawa standar: mati);
  • "sampek/sampik" berarti "sampai" (bahasa Jawa standar: nganti);
  • "barekan" berarti "lagipula";
  • "masiyo" berarti "walaupun";
  • "nang/nak" berarti "ke" atau terkadang juga "di" (bahasa Jawa standar: menyang);
  • "mari" berarti "selesai";(bahasa Jawa standar: rampung); acapkali dituturkan sebagai kesatuan dalam pertanyaan "wis mari tah?" yang berarti "sudah selesai kah?" Pengertian ini sangat berbeda dengan "mari" dalam Bahasa Jawa Standar. Selain petutur Dialek Suroboyoan, "mari" berarti "sembuh"
  • "mene" berarti "besok" (bahasa Jawa standar: sesuk);
  • "maeng" berarti tadi.
  • "koen" (diucapkan "kon") berarti "kamu" (bahasa Jawa standar: kowe). Kadangkala sebagai pengganti "koen", kata "awakmu" juga digunakan. Misalnya "awakmu wis mangan ta?" (Kamu sudah makan kah?") Dalam bahasa Jawa standar, awakmu berarti "badanmu" (awak = badan)
  • "lading" berarti "pisau" (bahasa Jawa standar: peso);
  • "lugur" berarti "jatuh" (bahasa Jawa standar: tiba);
  • "dhukur" berarti "tinggi" (bahasa Jawa standar: dhuwur);
  • "thithik" berarti "sedikit" (bahasa Jawa standar: sithik);
  • "temen" berarti "sangat" (bahasa Jawa standar: banget);
  • "pancet" berarti "tetap sama" ((bahasa Jawa standar: tetep);
  • "iwak" berarti "lauk" (bahasa Jawa standar: lawuh, "iwak" yang dimaksud disini adalah lauk-pauk pendamping nasi ketika makan, "mangan karo iwak tempe", artinya Makan dengan lauk tempe, dan bukanlah ikan (iwak) yang berbentuk seperti tempe);
  • "engkuk" (u diucapkan o) berarti "nanti" (bahasa Jawa standar: mengko);
  • "ndhek" berarti "di" (bahasa Jawa standar: "ing" atau "ning"; dalam bahasa Jawa standar, kata "ndhek" digunakan untuk makna "pada waktu tadi", seperti dalam kata "ndhek esuk" (=tadi pagi),"ndhek wingi" (=kemarin));
  • "nontok" lebih banyak dipakai daripada "nonton";
  • "yok opo" (diucapkan /y@?@p@/) berarti "bagaimana" (bahasa Jawa standar: "piye" atau *"kepiye"; sebenarnya kata "yok opo" berasal dari kata "kaya apa" yang dalam bahasa Jawa standar berarti "seperti apa")
  • "peno"/sampeyan (diucapkan pe n@; samp[e]yan dengan huruf e seperti pengucapan kata meja) artinya kamu
  • "jancuk" ialah kata kurang ajar yang sering dipakai seperti "fuck" dalam bahasa Inggris; merupakan singkatan dari bentuk pasif "diancuk"; variasi yang lebih kasar ialah "mbokmu goblok"; oleh anak muda sering dipakai sebagai bumbu percakapan marah
  • "waras" ialah sembuh dari sakit (dlm bahasa jawa tengah sembuh dari penyakit jiwa)
  • "embong" ialah jalan besar / jalan raya
  • "nyelang" arinya pinjam sesuatu
  • "parek/carek" artinya dekat
  • "ndingkik" artinya mengintip
  • "semlohe" artinya sexy (khusus untuk perempuan)

 sikap basa basi yang diagung-agungkan wong jawa, tidak berlaku dalam kehidupan arek suroboyo. misalnya dalam berbicara, wong jawa menekankan tdak boleh memandang mata lawan bicara yang lebih tua atau yang dituakan atau pemimpin, karena dianggap tdak sopan. Tapi dalam budaya arek suroboyo,itu tanda bahwa orang tersebut sejatinya pengecut, karena tidak berani memandang mata lawan bicara. Tapi kata jancuk juga dapat diartikan sebagai tanda persahabatan, arek-arek suroboyo kalo lama tidak bertemu dengan sahabatnya jika ketemu pasti ada kata jancuknya terucap contoh: "jancuk piye khabare rek suwi gak ketemu", jancuk juga merupakan tanda seberapa dekatnya arek suroboyo dengan temannya dengan tanda apabila ketika kata jancuk diucapkan obrolan semakin hangat. contoh: "yo gak ngunu cuk critane matamua mosok mbalon gak mbayar".
Selain itu, sering pula ada kebiasaan di kalangan penutur dialek Surabaya, dalam mengekspresikan kata 'sangat', mereka menggunakan penekanan pada kata dasarnya tanpa menambahkan kata sangat (bangat atau temen), misalnya "sangat panas" sering diucapkan "puanas", "sangat pedas" diucapkan "puedhes", "sangat enak" diucapkan "suedhep" dsb.
  • Hawane puanas (udaranya panas sekali)
  • Sambele iku puedhes (sambal itu pedas sekali)
Selain itu. salah satu ciri lain dari bahasa Jawa dialek Surabaya, dalam memberikan perintah menggunakan kata kerja, kata yang bersangkutan direkatkan dengan akhiran -no. Dalam bahasa Jawa standar, biasanya direkatkan akhiran -ke
  • "Uripno (Jawa standar: urip-ke) lampune!" (Hidupkan lampunya!)
  • "Tukokno (Jawa standar: tukok-ke) kopi sakbungkus!" (Belikan kopi sebungkus!)

Perbedaan antara bahasa Jawa standar dengan bahasa Jawa Surabaya tampak sangat jelas berbeda dalam beberapa kalimat dan ekspresi seperti berikut :

  • Bahasa Jawa Surabaya : He yo'opo kabare rek?
  • Bahasa Jawa standar  : Piye kabare cah?
  • Bahasa Indonesia  : Apa kabar kawan?

  • Bahasa Jawa Surabaya : Rek, koen gak mangan a?
  • Bahasa Jawa standar  : Cah, kowe ra podho maem to?
  • Bahasa Indonesia  : Kalian tidak makan?

  • Bahasa Jawa Surabaya : Ton(nama orang), celukno Ida(nama orang) po'o
  • Bahasa Jawa standar  : Ton, undangke Ida
  • Bahasa Indonesia  : Ton, panggilkan Ida dong
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke Facebook
Label: wikipedia

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
blog-indonesia.com
Powered By Blogger
  • Beranda
  • Trivia

Arsip

  • ►  2015 (3)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2013 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2012 (23)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2011 (39)
    • ►  Desember (7)
    • ►  September (3)
    • ▼  Agustus (4)
      • perbedaan Notebook dan Netbook
      • Perbedaan Mentega dengan Margarin
      • Archimedes
      • Boso Suroboyoan
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (10)
  • ►  2010 (42)
    • ►  Desember (15)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (15)

Pengunjung

Z
a
k
k
y
A
b
d
i
l
l
a
h

Followers

About Me

Foto saya
Zakky Abdillah
Lihat profil lengkapku

My Facebook

Zakky Abdillah

Buat Lencana Anda
free counters

Postingan Populer

  • sejarah radio Suzana di telingaku
    Mbak Sri, adalah seorang pembantu yang pernah bekerja di rumahku sekitar 5 tahun lalu. Ia memperkealkanku dengan Radio, Radio Suzana tepatny...
  • Kaisar Victorio
    Kaisar Victorio alias Akhmad Afandi lahir di Surabaya, 14 Juni 1946 . adalah salah satu penyiar radio Suzana 91.3 fm Surabaya. ia bisa mema...
  • jarak mata penonton dari televisi
    masalah jarak menonton tv, harus diperhatikan. Jika tidak akan dapat merusak mata kita terutama anak-anak dan remaja. Rata rata penyakit...
  • Download Lagu
    Silakan Download Lagu Ini.: Maknyusss!!! Lady Gaga-Bad Romance Titiek Puspa&Pinkan Mambo-Si Hitam(opening Suegelelek Suzana 91.3 fm)...
  • Penisilin
    Penemuan penislin selalu dikaitkan dengan ilmuwan Skotlandia, Alexander Fleming pada 1929, walaupun sebenarnya banyak ilmuwan lain yang tela...
  • Lidah
    Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah diken...
  • Gunung Merapi
    Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak t...
  • Lubang di Guatemala
    Ini adalah Lubang yang berada di Guatemala. lubang ini berdiameter 20 meter dan berkedalaman 30 meter. lubang ini terbentuk karena adanya B...
  • Boso Suroboyoan
    Dialek Surabaya  atau lebih sering dikenal sebagai  bahasa Suroboyoan  adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di  Surabaya  dan ...
  • Tanda-tanda terkena diabetes
    Diabetes adalah penyakit kronis yang bisa memicu berbagai komplikasi jika tidak dikontrol dengan baik. Untuk itu ketahui ciri-ciri yang di...
© Copyright 2011 ZA 12 Blog designer by zakky abdillah
Diberdayakan oleh Blogger.