“...Saya melihat tidak adanya kesulitan pada sekawanan beruang untuk mengalami perubahan bentuk dan kebiasaan hidup akibat seleksi alam, sehingga menjadi semakin sesuai untuk lingkungan perairan, dengan mulut yang semakin bertambah besar, hingga dihasilkan seekor makhluk sebesar ikan paus...” (Charles Darwin)
Para pendukung teori evolusi (biasa disebut sebagai kaum
evolusionis) mengatakan, “kehidupan muncul dari benda tak hidup dengan
sendirinya tanpa sengaja diciptakan”. Pernyataan ini telah digugurkan oleh ilmu
pengetahuan masa kini. Selain itu, tidak dijumpai mekanisme atau rangkaian
peristiwa apa pun di alam yang mendorong terjadinya evolusi. Tidak ada mekanisme
alamiah yang dengannya sebuah sel dapat berubah menjadi makhluk hidup yang
berukuran lebih besar dan rumit, dan seterusnya sehingga sel ini dapat dikatakan
sebagai nenek moyang dari jutaan jenis makhluk hidup yang berbeda.
Rusa takkan menjadi kuda
Darwin mengemukakan sebuah penjelasan yang ia anggap sebagai
peristiwa alamiah yang mampu mendorong terjadinya evolusi yang digagasnya.
Peristiwa alamiah ini disebut seleksi alam. Judul buku yang ditulis Darwin
dengan jelas menunjukkan perhatian khusus yang ia berikan pada seleksi alam ini:
The Origin of Species by means of Natural Selection (Asal-Usul Spesies,
Melalui Seleksi Alam).
Seleksi alam didasarkan atas anggapan bahwa makhluk hidup yang kuat
dan yang mampu menyesuaikan diri dengan baik dalam lingkungan tempat hidupnya
akan terus bertahan hidup. Misalnya, dalam sekelompok rusa yang diburu oleh
pemangsa seperti harimau, rusa-rusa yang mampu berlari lebih cepat akan tetap
hidup. Setelah sekian lama, yang akan tersisa dalam kelompok tersebut adalah
rusa-rusa yang kuat dan gesit, karena yang lemah dan lamban telah menjadi mangsa
dan punah. Hal ini memang terjadi dan dapat diterima. Akan tetapi perlu diingat
bahwa peristiwa ini tidak akan menjadikan rusa berevolusi. Dengan kata lain,
seleksi alam tidak merubah rusa-rusa kuat tersebut menjadi spesies hewan lain
seperti kuda, misalnya. Seleksi alam hanya menghilangkan anggota-anggota hewan
yang lemah, cacat dan berpenyakit; dan menjaga kelestarian dan kesehatan spesies
tertentu. Jadi, seleksi alam bukanlah pendorong terjadinya evolusi
karena tidak mampu merubah spesies yang satu menjadi spesies lain yang
berbeda.
Darwin sebenarnya juga sudah menyadari masalah ini. Inilah sebab
mengapa ia mengaku dalam bukunya The Origin of Species dengan
mengatakan:
Seleksi alam tidak berperan apa pun selama perubahan yang menguntungkan tidak pernah terjadi.(Charles Darwin, The Origin of Species, A Facsimile of the First Edition, Harvard University Press, 1964, hlm. 189)
Bayi-bayi tanpa lengan
Berkenaan dengan kemunculan sifat-sifat menguntungkan, Darwin
sangat terpengaruh oleh gagasan biologiwan Prancis semasanya, yakni Lamarck.
Lamarck berpendapat, makhluk hidup mewariskan sifat-sifat yang diperolehnya
semasa hidup kepada keturunan berikutnya.
Menurut Lamarck, jerapah berevolusi dari hewan mirip rusa. Leher
mereka memanjang dari keturunan ke keturunan berikutnya karena senantiasa
berusaha menggapai cabang pohon yang lebih tinggi untuk mendapatkan makanan.
Lamarck juga percaya bahwa jika lengan dari anggota sebuah keluarga dipotong
selama beberapa keturunan, maka setelah sekian lama bayi-bayi keturunan keluarga
ini akan terlahir tanpa lengan.
Darwin sangat terpengaruh oleh contoh-contoh ini. Ia kemudian
memunculkan pernyataan yang lebih berani. Dalam bukunya The Origin of Spesies,
ia mengatakan bahwa sejumlah beruang ketika mencoba berburu di perairan,
berevolusi menjadi ikan paus. Darwin mengatakan dalam bukunya:
...Saya melihat tidak adanya kesulitan pada sekawanan beruang untuk mengalami perubahan bentuk dan kebiasaan hidup akibat seleksi alam, sehingga menjadi semakin sesuai untuk lingkungan perairan, dengan mulut yang semakin bertambah besar, hingga dihasilkan seekor makhluk sebesar ikan paus.(Charles Darwin, The Origin of Species, a facsimile of the First Edition, Harvard University Press, 1964, hlm. 215)
Lamarck dan Darwin telah keliru. Pendapat mereka bertentangan
dengan sejumlah hukum dasar biologi. Hal ini dapat dimengerti mengingat di
masanya, genetika, mikrobiologi dan biokimia belumlah ada sama sekali sebagai
cabang ilmu pengetahuan. Bahkan hukum pewarisan sifat belumlah dikenal sama
sekali.
Taken from : Majalah Insight Edisi 1 Agustus 2003
0 komentar:
Posting Komentar